KamiUpdate.com-Anambas
Sebuah
video yang direkam oleh seorang nelayan di perairan Anambas Kepulauan Riau
tengah menjadi viral di media sosial lantaran dalam video yang diunggah
tersebut merekam 4 paus pembunuh yang kemunculannya dinilai sangat langka oleh
peneliti.
Paus pembunuh atau yang
lebih dikenal dengan nama Paus Orca ialah keluarga lumba-lumba dengan ukuran
terbesar. Hewan ini memiliki nama latin Orcinus Orca. Pada umumnya spesies Paus
Orca ini ditemukan di kawasan Samudera yang berair dingin seperti Samudera
Arktik dan Antartika, namun diketahui Orca juga dapat bermigrasi ke kawasan
yang memiliki suhu hangat.
Berdasarkan informasi
yang dihimpun oleh redaksi KamiUpdate.com,
kemunculan Paus Orca atau paus pembunuh (Orcinus orca) di perairan
Indonesia telah beberapa kali terekam oleh Nelayan Indonesia, jasa wisata
selam, dan wisatawan melalui video dan foto.
Lagi viral di status WA temen2 saya bu— Adi (@fournineteen_) April 4, 2020
Paus orca di perairan Anambas pic.twitter.com/SeHNz9Y0Zi
Agregasi paus pembunuh di
laut Maratua, Kalimantan Timur, Laut Sulawesi, sempat direkam pemandu wisata
Agustus 2018. Video berdurasi 41 detik diunggah di Youtube oleh akun “Putra
Hizrah” pada 2 Agustus 2018 yang lalu.
Sebelumnya, pada 2014,
paus pembunuh juga terekam di perairan Selat Makassar. Video ini diambil dari
atas kapal ikan yang diunggah akun “Ipin Tongtong” pada 3 Januari 2014.
Pada Selasa 19 Februari
2019, nelayan penangkap ikan tuna di Desa Olele, Kabupaten Bone Bolango,
Gorontalo, Loyan Arsad, melihat 5 paus pembunuh melintas di perairan Olele.
Paus pembunuh dengan
jumlah empat ekor, dalam kelompok sendiri. Kemudian, 1 ekor lagi terpisah dari
kelompoknya, antara perairan Olele dan lokasi rumpon.
Di Teluk Tomini,
Gorontalo, paus pembunuh rutin terlihat setiap tahun. Distribusi paus pembunuh
juga dilaporkan di Bali, Maluku, Papua (Raja Ampat), Nusa Tenggara (Solor
Alur/Laut Sawu), dan Timor.
Lantas,
Sudahkah Anda Mengenal Paus Orca ?
Orca atau yang dikenal
sebagai paus pembunuh (Whale Shark) sebenarnya bukanlah ikan ataupun paus,
namun Orca adalah mamalia keluarga lumba-lumba.
Konon nih, nama paus yang
diberikan padanya dikarenakan ketika masa perburuan paus di Australia, Orca
membantu manusia menemukan paus. Orca dapat dengan mudah menemukan paus-paus
lain sehingga diberi julukan pembunuh paus, namun julukan tersebut malah saat
ini berubah menjadi killer whale atau
paus pembunuh.
Mamalia ini hidup
bergerombol hingga 40 ekor dan sangat menyukai berburu, makanan utama orca
ialah ikan, cumi-cumi, gurita, hingga burung laut. Orca hanya memakan binatang
yang berukuran kecil. Tetapi jangan diremehkan, orca dengan tubuh yang besar
dan gigi panjang yang tajam menjadi predator tingkat satu karna mampu untuk
menyerang hiu putih atau whale shark yang
terbilang ganas.
Tetapi jangan khawatir,
karena dalam catatan hingga saat ini belum pernah ada sejarah orca memangsa
manusia karena sejatinya orca ialah lumba-lumba. Habitat atau tempat hidup orca
dimulai dari tempat yang sangat dingin semisal kutub hingga dapat hidup di perairan
yang hangat. Oleh karena tempat hidupnya tersebut, menjadi alasan mengapa
kemunculan orca di Anambas bisa terjadi, walaupun sangat langka.
"Migrasi orca tidak
mengikuti pola musim. Ketika migrasi orca menggunakan sonar untuk memancarkan
gelombang akustik yang dimilikinya untuk memandunya mencari mangsa dan menuju
lokasi yang ditujunya," ujar Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang
Oseanografi Terapan Laboratorium Data Laut dan Pesisir, Pusat Riset
Kelautan,Badan Riset & SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Penjalaran gelombang
akustik di kolom massa air laut sangatlah tergantung oleh suhu laut dan
densitas massa air laut. Densitas massa air laut dipengaruhi dari konsentrasi
partikel-partikel yang terlarut di dalam air laut tersebut, seperti kadar garam
dan konsentrasi terlarut lainnya.
"Ketika ada suatu
anomali massa air laut, maka kecepatan penjalaran gelombang akustik yang
dipancarkan oleh orca juga bisa terganggu atau terbelokkan sehingga orca pun
tersesat," tambahnya.
Sonar navigasi orca juga
bisa dipengaruhi oleh faktor ekstrem lainnya seperti sinyal seismik yang
digunakan oleh manusia dalam survei mencari potensi sumber-sumber minyak di
bawah dasar laut. Percobaan-percobaan militer atau ledakan di bawah air juga
bisa menghasilkan sinyal akustik ekstrim..