KamiUpdate.com-Fakfak Kabupaten Fakfak merupakan salah satu kabupaten dan kota tertua di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten terletak di Kota Fakfak yang terletak pada 131°30'-138°40' BT dan 2°25'-4° LS. Fakfak berbatasan dengan Teluk Bintuni di utara, Laut Arafura di selatan, Laut Seram dan Teluk Berau di barat, serta Kabupaten Kaimana di selatan dan timur.
Saat ini, perairan Fakfak telah menjadi bagian dari Jejaring Kawasan Konservasi Taman Pesisir Daerah berdasarkan UU No. 27/2007, junto, UU No. 1/2014 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Sebagai bagian dari blok ekologi perairan di selatan Pulau Papua, perairan Fakfak penting bagi sektor perikanan. Melalui inisiatif masyarakat adat Fakfak dari tiga petuanan utama yakni Petuanan Atiati, Petuanan Ugar Pikpik Sekar, Petuanan Arguni, serta satu petuanan yang memiiki relasi langsung dengan kawasan Teluk Berau yakni Petuanan Wertuar di Distrik Kokas, Pemerintah Kabupaten Fakfak pun merespons insiatif ini dengan melanjutkan usulan pencadangan kepada Gubernur Papua Barat. Pada bulan Juli 2017, Gubernur Provinsi Papua Barat telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 523/136/7/2017 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir Teluk Berau, seluas 99.000 ha, dan Kawasan Konservasi Taman Pesisir Teluk Nusalasi-Van Den Bosch, seluas 251.000 ha, di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Sementara itu, survei yang dilakukan Conservation International bekerjasama dengan UNIPA dan LIPI tahun 2006 menemukan 924 jenis karang di Kabupaten Fakfak hingga Kaimana, di mana terdapat 14-16 jenis baru dan endemik. Dari formulir “Coral Reef Fish Diversity Index” diprediksi ada sekitar 1.194 jenis ikan karang di area Fakfak hingga Kaimana. Biomassa ikan di wilayah ini, khususnya ikan untuk keperluan makan dan komersial, adalah 234 ton/km2. Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara Thailand yang hanya mencapai 174 ton/km2.
Sementara itu, telah ditemukan 492 jenis karang keras di perairan Fakfak. Dari jumlah tersebut, enam jenis karang keras adalah jenis-jenis baru yang belum dideskripsikan dan ditemukan di Teluk Nusalasi/Sebakor. Sementara itu, rata-rata karang keras dari pengamatan di berbagai kedalaman antara 4–25 m berdasarkan pengukuran metode transek memperlihatkan kondisi yang sehat. Kawasan perairan Fakfak juga memiliki keanekaragaman jenis udang mantis yang baik. Terdapat 27 jenis udang mantis, di mana 3 diantaranya merupakan jenis baru dan endemik atau hanya terdapat di wilayah perairan Fakfak.
Perairan Fakfak memiliki potensi konservasi perairan yang tinggi, terutama di wilayah Teluk Nusalasi hingga Tanjung Van Den Bosch di Distrik Karas dan Teluk Berau di Distrik Arguni dan Distrik Kokas. Dari aspek keanekaragaman hayati perairan dan biomassa ikan karang, perairan Fakfak mencatat rekor dengan ditemukannya 330 spesies ikan karang di setiap situs yang disurvei. Selain itu, keanekaragaman karang keras rata-rata mencapai 230-260 per situs yang disurvei, khususnya di Teluk Nusalasi dengan tingkat keanekaragaman jenis karang keras yang tertinggi mencapai 260 jenis.
Pulau Ugar dan Arguni memiliki pulau karst yang unik, mirip Kepulauan Piaynemo di Raja Ampat dan Teluk Triton di Kaimana. Dari hasil pemetaan partisipatif dengan Petuanan Kokas/Ugar, Arguni dan Karas, dilaporkan bahwa berbagai jenis cetacean sering menjadikan perairan Teluk Nusalasi sebagai kawasan pakan dan bermain, di antaranya hiu totol atau whale shark, hiu karang sirip putih atau white tip reef shark, dan hiu karang sirip hitam atau black tip shark. Pada laporan lain disebutkan bahwa di beberapa lokasi sering terlihat pari manta. Sedangkan wilayah Pulau Arguni dan Ugar telah menjadi lokasi berkembang biak (nursery ground) dan lokasi rekreasi pantai.
Potensi wisata bahari tergolong menjanjikan di perairan Kabupaten Fakfak, antara lain diving, trekking, tirta, karst dan pantai pasir putih di pulau-pulau di Arguni. Dari aspek perikanan, perairan Fakfak menjadi lokasi peneluran ikan terbang serta wilayah pengasuhan tuna dan berbagai jenis ikan kakap merah. Potensi ini bukanlah tanpa ancaman, karena masih terjadi penangkapan ikan secara destruktif dengan menggunakan bom dan sianida, serta penggunaan jaring rawai (longline) sehingga terjadi penangkapan yang berlebihan serta penggunaan kompresor. Selain itu, masih ada penangkapan hiu secara berlebihan untuk keperluan komersial.
Menilik berbagai potensi maupun berbagai ancaman, maka diperlukan sebuah pendekatan konservasi untuk kegiatan perlindungan, rehabilitasi, pengawetan, dan pemanfaatan. Prinsip-prinsip pendekatan konservasi tersebut dituangkan ke dalam dokumen Rencana Pengelolaan Taman Pesisir di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Taman Pesisir Teluk Berau dan Teluk Nusalasi-Van Den Bosch memiliki garis
pantai secara berturut-turut sepanjang 294,2 km dan 367,6 km. Potensi pesisir
dan pulau-pulau kecil kawasan konservasi ini sangat tinggi baik secara ekologi
maupun ekonomi. Beberapa pesisir dan pulau-pulau kecil di dalam kawasan
merupakan lokasi tempat makan dan peneluran bagi beberapa jenis penyu seperti
penyu hijau (Chelonia mydas), penyu
sisik (Eretmochelys imbricate), dan
penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Berbagai tanaman yang bernilai ekonomis bagi masyarakat tumbuh di
sepanjang pesisir dan pulau-pulau kecil dalam kawasan konservasi seperti pala, kopra,
durian, dan kayu besi. Terdapat juga beberapa spesies unggas yang dilindungi. Di
pulau kecil taman pesisir ini juga terdapat bambu, pala dan durian, serta sagu
yang banyak tumbuh di Kiaba. Selain itu, berbagai macam flora dan fauna lainnya
juga hidup di pulau, seperti burung kakatua putih, kakatua raja, nuri, burung
maleo, kelelawar, rusa, lau-lau, ular, tikus tanah, soa-soa dan babi hutan, kayu
besi (insia), matoa, ketapang, pala hutan, kayu susu, kayu cina, mersawa, kayu
nani, kapuk hutan, kayu timomor, kayu gayam, kayu bintanggor, pohon mangga,
jeruk, jambu air, kelapa, dan jeruk asam.
Selain potensi perikanan, Kawasan Taman Pesisir
Teluk Berau dan Teluk Nusalasi-Van Den Bosch juga memiliki objek-objek wisata, antara
lain Masjid Tua, tarian daerah, gua-gua yang berisi peninggalan bersejarah,
basis pertahanan, telapak tangan di batu, pasir berwarna merah, pasir warna
putih dan halus, siput dengan cangkang dua warna, terumbu karang yang cantik,
dan batu lubang. Masyarakat kampung menyatakan bahwa sudah cukup banyak wisatawan
mancanegara maupun domestik yang datang khusus untuk melihat objek wisata
tersebut, sehingga masyarakat berharap objek-objek tersebut dapat dikelola
sebagai objek wisata yang dapat memberikan kontribusi bagi kampung secara umum
dan masyarakat secara khusus (Pakiding, 2018). Beberapa potensi wisata yang ada
di Kawasan Taman Pesisir Teluk Berau dan Teluk Nusalasi-Van Den Bosch dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Potensi pariwisata Taman Pesisir Teluk Berau
dan Teluk Nusalasi-Van Den Bosch
No.
|
Nama
Objek
|
Jenis
Objek Wisata
|
Lokasi
|
1
|
Gua/Benteng Pertahanan Tentara Jepang
|
Peninggalan Sejarah
|
Kokas
|
2
|
Peninggalan harta/warisan Raja Ugar
|
Objek Wisata Sejarah
|
Kokas, Pulau Ugar Kampung Ugar
|
3
|
Gua
Sisir
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas, Kampung Sisir
|
4
|
Gua
Alam
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
5
|
Acara Perkawinan dan Kematian
|
Objek Wisata Budaya
|
Se-Kabupaten
Fakfak
|
6
|
Danau di atas gunung
|
Objek Wisata Alam
|
Karas
|
7
|
Pulau Paniki
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas dan Kokas
|
8
|
Air Terjun Kitikiti
|
Objek Wisata Alam
|
Karas
|
9
|
Cenderawasih
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas dan Kokas
|
10
|
Gua
Tarak
|
Objek Wisata Alam
|
Karas, Kampung Tarak
|
11
|
Telaga dalam gua
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
12
|
Pasir timbul
|
Objek Wisata Pantai
|
Kokas
|
13
|
Telapak tangan
|
Objek Wisata Sejarah
|
Kokas
|
14
|
Pulau Kucing
(Makam Putri)
|
Objek Wisata Sejarah
|
Kokas
|
15
|
Batu Layar
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
16
|
Telaga
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
17
|
Gunung Botak
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
18
|
Air Patewa
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
19
|
Kakatua
|
Objek Wisata Spesies
|
Kokas
|
20
|
Air Terjun
Mabunibuni
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
21
|
Masjid tertua
di Patimburak
|
Objek Wisata Religi
|
Kokas
|
22
|
Gua Alam
Nembukteb
|
Objek Wisata Alam
|
Kokas
|
23
|
Pantai Pasir
Putih
|
Objek Wisata Pantai
|
Karas
|
24
|
Tiporat Ex. Camp
Hanurata
|
Objek Wisata
|
Karas
|
25
|
Pasir Panjang
|
Objek Wisata Pantai
|
Karas
|
26
|
Gazebo
|
Objek Wisata Pantai
|
Karas
|
27
|
Diving spot
|
Objek Wisata Diving
|
Karas dan Kokas
|
28
|
Hutan mangrove
|
Objek Wisata Mangrove
|
Kokas dan Karas
|
39
|
Pulau-pulau kecil
|
Objek Wisata Pantai
|
Kokas
|
30
|
Wisata pantai
|
Objek Wisata Pantai
|
Kokas dan Karas
|
31
|
Paus
|
Objek Wisata Spesies
|
Kokas dan Karas
|
32
|
Penyu
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas dan Kokas
|
33
|
Pari manta
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas dan Kokas
|
34
|
Lumba-lumba
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas dan Kokas
|
35
|
Peneluran penyu
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas
|
36
|
Jalur migrasi penyu
belimbing
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas
|
37
|
Ketam
kenari
|
Objek Wisata Spesies
|
Karas
|
38
|
Hiu paus
|
Objek Wisata Spesies
|
Kokas dan Karas
|